Saya bener-bener
ga tahu kalo ada kelenteng di Semarang,
apalagi yang besar banget. Ketika temen ngajak pun saya masih ga
terlalu percaya..serius ada kelenteng di Semarang??..begitu ucap saya dalam hati.
Pas nyampe di gerbangnya,
terkesimalah dibuatnya hahahaha..beneran ada ternyata dan cantik pula. Masuk dengan bayar
tiket sebesar... (lupa -____- tapi ga mahal kok)
Saya dan
teman-teman cuma berkeliling sebentar sekedar “been there, picture that “ jadinya minim info yang kita dapat mengenai sejarah kelenteng ini .....
menyesal L
Berikut
informasi mengenai Kelenteng Sam Poo Kong yang dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Klenteng_Sam_Po_Kong :
Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat
persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam
yang bernama Zheng He /Cheng Ho. Terletak di
daerah Simongan, sebelah barat daya KotaSemarang.
Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan
ditemukannya tulisan berbunyi "marilah kita mengheningkan cipta dengan
mendengarkan bacaan Al Qur'an".
Disebut
Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada
sebuah bukit batu., orang Indonesia keturunan cina menganggap bangunan itu
adalah sebuah kelenteng - mengingat bentuknya berarsitektur cina sehingga mirip
sebuah kelenteng. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan
tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk
keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta
patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal laksamana cheng ho adalah seorang
muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat dimeklumi mengingat
agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat
memberikan pertolongan kepada mereka.[1]
Menurut
cerita, Laksamana Zheng He sedang berlayar melewati laut jawa ada seorang awak
kapalnya yang sakit, ia memerintahkan membuang sauh. Kemudian ia merapat ke
pantai utara semarang dan mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang sekarang
telah berubah fungsi menjadi kelenteng. Bangunan itu sekarang telah berada di
tengah kota Semarang di akibatkan pantai utara jawa selalu mangalami
pendangkalan diakibatkan adanya sedimentasi sehingga lambat-laun daratan akan
semakin bertambah luas kearah utara.
Konon,
setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan
pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin
dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang ditempat itu. Zheng He
memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam.
Berikut beberapa foto narsis yang sempet diambil.... LOL
![]() | ||||||
Gerbang Kelenteng
|
0 komentar:
Posting Komentar